Sebagai gejala "non psychotic personality disorder", penyalahgunaan obat-obatan merupakan bencana manusia yang universal. Tidak ada satu negara pun di dunia ini yang bebas dari gejala tersebut. Dan sama seperti alkoholisme, maka gejala ini sering kali menjadi sangat serius oleh karena gejala tersebut:
Secara natural memang setiap orang tidak suka dan akan selalu menghindarkan diri dari rasa sakit, tertekan, susah, dan perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan. Dan memang setiap orang berhak untuk mengatasi dan menyelesaikannya. Tetapi apa artinya? Apakah setiap orang berhak memakai obat-obatan (drugs) untuk meniadakan rasa sakit yang harus ditanggungnya atau untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan dalam kehidupannya? Ini menyangkut masalah Etika Kristen yang rumit. Persoalan kita bukan hanya persoalan pemakaian obat mana yang boleh dan mana yang terlarang (pengertian tentang obat-obatan terlarang, berbeda dengan itu), tetapi lebih dari itu juga persoalan tentang motivasi dan tanggung jawab dalam pemakaian obat-obatan itu.
Mengapa orang melakukan penyalahgunaan obat-obatan?
Motivasi dan penyebabnya bisa bermacam-macam:
Motivasi:
Sebab-sebabnya:
a. Faktor-faktor Sosial dan Kebudayaan
Sikap masyarakat dan lingkungan terhadap obat-obatan sangat menentukan gejala ini (David N. Holvey, Ed., "Merck Manual", Merck & Co. Inc., NJ. 1972, p. 1411). Orang-orang yang hidup dalam lingkungan yang dengan bebas memakai opium misalnya, seperti pada beberapa desa di daerah "segitiga emas", yaitu Muangthai, Birma, dan Laos, dengan sendirinya mempunyai sikap yang berbeda terhadap opium daripada di tempat-tempat lain seperti di USA yang melarang keras penggunaan bebas jenis obat itu (Zul. A. Aminuddin, "Penyalahgunaan Obat, Masalah Sosial yang Makin Serius", Sinar Harapan, 30 Agustus 1982, hal. V).
b. Faktor-faktor Pendidikan dan Lingkungan
Paul D. Meier menyatakan bahwa kita dapat membuat anak-anak menjadi pecandu obat-obatan di kemudian harinya, jikalau kita memanjakan mereka, melindungi mereka secara berlebih-lebihan, tidak mengizinkan mereka untuk mandiri, tidak pernah melatih mereka menghadapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan mereka sendiri dan memberi contoh bahwa obat-obatan dapat diminum dengan penuh kebebasan, apa saja yang kita mau tanpa resep dokter ("Christian Child-Rearing and Personality Development", Baker Book House, Grand Rapids, Michigan, 1977, pp. 49-50).
Yang dikatakan Meier itu benar, karena masa kecil yang seperti itu, maka akan menghasilkan:
Pendidikan keluarga yang buruk sering kali diberikan oleh tipe-tipe keluarga [3] dengan latar belakang orang tua yang bercerai; ibu yang mengepalai rumah tangga dan menekan si ayah; kedua orang tua yang memanjakan anak tunggal; orang tua peminum; pergaulan bebas, dan sebagainya.
Apakah akibatnya?
Akibatnya bisa bermacam-macam, misalnya:
a. Habituation
Habituation yaitu kebiasaan buruk yang menggantungkan diri pada jenis obat-obatan tertentu dalam bentuk ketergantungan secara psikis. Dalam hal ini penyetopan akan menimbulkan efek-efek kejiwaan seperti misalnya, merasa seolah-olah tidak pernah sembuh. Sehingga akhirnya, ia akan memakai obat itu lagi meskipun dosisnya tidak pernah bertambah besar.
b. Addiction (kecanduan)
Pemakaian heroin, morfin, dsb., biasanya mengakibatkan kecanduan. Kecanduan itu ditandai dengan beberapa gejala seperti:
Macam-macam obat-obatan yang menimbulkan kecanduan:
a. Golongan Holusinogens
Halusinogen berasal dari kata halusinasi. Jadi obat-obatan jenis halusinogen ialah obat-obatan yang dapat mengacaukan fungsi mental tertentu, menimbulkan halusinasi, pikiran kacau, dan sebagainya. Di satu pihak efeknya bisa "euphoria" (perasaan amat senang), tetapi di pihak lain dapat juga mengakibatkan rasa takut, bingung, panik, dan sebagainya.
Jenis-jenis obat halusinogens yang dilarang beredar oleh keputusan Menteri Kesehatan a.l.:
b. Sedatives and Hypnotics (penenang)
Pemakaian obat-obatan penenang biasanya untuk mengurangi rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk (hypnosis), tetapi dapat juga menyebabkan kelumpuhan kegiatan mental dan fisik. Obat-obatan ini biasanya dipakai untuk menolong orang-orang yang menderita tekanan jiwa, kecemasan dan kurang tidur. Pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan pingsan, dan kematian.
Yang termasuk dalam kelompok ini ialah:
c. Stimulants (perangsang)
Pemakaian obat-obatan perangsang akan merangsang pusat sistem syaraf manusia, menyebabkan timbulnya semangat, aktivitas yang naik, kepercayaan pada diri sendiri, dsb.; bahkan rasa senang dan bebas dari rasa lelah. Tetapi pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan "drugs addict", dan gangguan jantung, emosi yang tidak terkendali dan diikuti gejala-gejala paranoid.
Yang termasuk dalam kelompok ini:
d. Psycho-Therapeutics
Obat-obatan ini dipakai untuk menolong gejala-gejala kejiwaan. Efeknya sama seperti sedatives.
Yang termasuk dalam kelompok ini ialah:
Sumber diedit dari: | ||
Judul Buku | : | Pastoral Konseling |
Penulis | : | Yakub B. Susabda |
Penerbit | : | Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang. |
Halaman | : | 167 - 172 |