Keterlibatan Konselor

Edisi C3I: e-Konsel 329 - Keterlibatan Konselor

Perubahan tidak terjadi secara kebetulan, namun merupakan keputusan. Banyak orang berbicara tentang keinginan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang mereka hadapi dan berubah demi kebaikan. Namun, hanya sedikit orang yang mau membuat komitmen yang diperlukan untuk mencapai semua itu. Oleh karena itu, konseling alkitabiah harus membuat seseorang bertindak, bukan sekadar kata-kata belaka. Dan, bagian penting dari proses ini adalah meyakinkan (Amsal 14:23).

Merumuskan Arti Meyakinkan

Dalam konseling alkitabiah, yang dimaksud dengan meyakinkan adalah memotivasi konseli agar mau membuat keputusan-keputusan alkitabiah yang dapat mendatangkan perubahan. Motivasi ini meliputi proses-proses berikut ini:

  1. Menolong konseli menerima tanggung jawab pribadi atas semua hasrat dan motivasi, pemikiran, sikap, perasaan, kata-kata, dan tindakan.

  2. Para konseli perlu berhenti menyalahkan berbagai situasi dan orang lain atas munculnya semua masalah mereka. Mereka perlu menyadari bahwa melalui sumber daya yang tersedia di dalam Kristus, mereka dapat berubah.

  3. Membawa konseli untuk merealisasikan perubahan alkitabiah yang melibatkan keputusan pribadi.

  4. Seseorang tidak akan pernah berubah sebelum ia mengambil keputusan bahwa ia akan berubah. Sebenarnya, penyebab kegagalan seseorang untuk berubah -- meski Tuhan telah memberikan berbagai sarana yang diperlukan untuk berubah -- sering kali adalah keputusan orang itu sendiri untuk tetap berada dalam kondisi kalah. Saat ia berkata, "Saya tidak dapat," sebenarnya yang ia maksudkan ialah, "Saya tidak mau."

  5. Mengembangkan suatu kepedulian terhadap dosa hati dan dosa perilaku.

  6. Perubahan alkitabiah yang berkenan kepada Tuhan dalam hal perilaku harus selalu dimulai dengan perubahan hati. Tuhan memanggil kita supaya kita mengoyak hati, bukan hanya pakaian kita; supaya menyucikan hati serta membersihkan tangan kita; serta memuliakan dan mencari-Nya dengan hati kita, bukan hanya dengan bibir kita. Ia menghendaki kita bertobat dari segala dosa hati (pikiran, sikap, hasrat, motivasi, dan niat), bukan hanya menyesali semua tindakan atau reaksi yang tidak alkitabiah. Tidak ada yang dapat menggantikan pertobatan dan perubahan hati yang dapat menyenangkan Tuhan, serta membawa perubahan yang sebenarnya dan abadi.

  7. Pastikan konseli mau berkomitmen untuk memadamkan semua hasrat, pikiran, dan tindakan yang menghalangi perubahan alkitabiah. Kemudian, gantikan semua itu dengan yang dapat mengembangkan perubahan alkitabiah. Konseling dapat dikatakan benar-benar berhasil jika tujuan ini tercapai.

  8. Kita harus ingat bahwa tujuan akhir konseling adalah mendorong konseli agar mau mengikatkan diri pada berbagai pikiran dan perilaku yang alkitabiah di setiap bidang kehidupannya. Dalam konseling, kita mungkin selalu setia menanamkan semua prinsip untuk menolong konseli, tetapi bagian meyakinkan konseli memang sulit dilakukan. Kalau begitu, komitmen seperti apa yang perlu kita sarankan kepada konseli?

Merumuskan Komitmen

Komitmen alkitabiah yang perlu disarankan setidaknya mencakup enam faktor berikut:

  1. Mengakui tanggung jawab pribadi atas semua pikiran dan tindakan.

  2. Konseli tidak akan mampu berubah selama ia selalu berdalih, menyalahkan, menalarkan, atau membela perilakunya yang berdosa. Konselor harus membantu konseli memahami tanpa memandang kondisinya. Apabila ia seorang Kristen, ia akan dapat menanggapi secara alkitabiah dengan bantuan Roh Kudus.

  3. Putuskan untuk melihat semua kondisi masa lalu dan kondisi saat ini dari sudut pandang alkitabiah.

  4. Hikmat dan perasaan manusia sering kali menghalanginya dari memandang segala hal seperti yang dikehendaki Tuhan. Manusia perlu menafsirkan situasi yang dihadapinya dengan kacamata Alkitab, bukan dengan pendapat dan emosinya.

  5. Bertekadlah untuk menyingkirkan segala sesuatu yang merintangi terjadinya perubahan alkitabiah.

  6. Roma 13:14 berkata, "Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya." Apabila seorang konseli memunyai masalah dengan nafsu, ia harus bertekad untuk menghancurkan semua yang merangsangnya, berhenti menonton acara-acara televisi atau film yang berisi tentang seks, serta menghindari semua tempat yang mendorong timbulnya godaan. Ia harus bersedia menyingkirkan apa pun yang menghalangi terwujudnya perubahan alkitabiah.

  7. Kerahkan energi untuk mencapai tujuan tersebut.

  8. Perubahan bukan sesuatu yang terjadi secara otomatis dalam semalam, melainkan merupakan pekerjaan yang sulit. Konseli tidak akan mengalami kemajuan apabila tidak bersedia mengerahkan upaya untuk berubah.

  9. Tekunlah dalam mencapai ketaatan.

  10. Ada orang-orang tertentu yang siap mengundurkan diri setelah dua atau tiga minggu tidak melihat adanya kemajuan besar. Oleh sebab itu, konseli perlu diingatkan akan kebenaran dari Ibrani 10:36, "Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu." Berubah itu membutuhkan waktu. Oleh sebab itu, para konseli perlu mengetahui bahwa konselor akan menemui mereka, sekurang-kurangnya enam atau tujuh minggu sebelum menilai kemajuan mereka.

  11. Percayakan soal kekuatan dan semua sumber daya-Nya untuk mencapai perubahan pada Tuhan.

  12. Dalam Filipi 2:12-13, Paulus berkata, "Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar; karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya." Memang benar bahwa orang-orang yang mau mencari perubahan alkitabiah dalam hidup mereka harus berusaha. Namun, mereka harus berusaha memercayakan penyediaan kekuatan dan sumber daya yang diperlukan kepada Kristus. Apabila kita mau berpaling dari diri sendiri dan memercayai-Nya, Ia akan membuat kita mampu melakukan hal yang mustahil. Ia akan memampukan kita untuk memadamkan manusia lama kita yang telah rusak akibat berbagai hasrat yang memperdaya, dan mengenakan manusia baru yang telah diperbarui dalam kebenaran dan kesucian sejati. Apabila konseli berkomitmen untuk mematuhi Kristus dengan sepenuh hati, ia boleh yakin bahwa kuasa Tuhan yang amat besar itu akan menyelesaikan karya-Nya untuk membuatnya berubah.

    Agar konseli dapat melakukan komitmennya dengan disiplin, mintalah konseli untuk menuliskan komitmennya. Bantulah mereka memperbaiki komitmen secara teratur agar sesuai dengan kriteria Alkitab. Komitmen ini bisa menjadi sarana konselor untuk menguatkan konseli saat ia mulai goyah. Komitmen tertulis juga dapat berfungsi untuk mengingatkan konseli akan apa yang telah ia janjikan kepada Tuhan.

Diambil dan disunting dari:

Judul asli buku : Introduction to Biblical Counseling
Judul buku terjemahan : Pengantar Konseling Alkitabiah
Judul bab : Konseling Alkitabiah dan Meyakinkan Konseli
Penulis : John F. MacArthur, Jr. dan Wayne A. Mack
Penerjemah : Tim Gandum Mas
Penerbit : Gandum Mas, Malang 2002
Halaman : 327 -- 330