Artikel

Artikel

Artikel

Artikel

Pikir dan Rasa

Saya tiba di Bandara Sukarno Hatta Terminal II sekitar satu jam setelah bom meledak di sana. Selain melihat kerusakan fisik gedung, saya pun sempat melihat ceceran darah di tanah-tanda bahwa kekerasan baru saja terjadi dan darah telah tumpah. Sejenak saya merenungkan bahwa sejam yang lalu ada orang mengerang kesakitan namun pada saat yang sama, ada orang tersenyum puas karena tujuan mereka tercapai. Sudah tentu untuk dapat tersenyum puas, kita tidak dapat membayangkan akibat yang begitu penuh darah dan erangan sakit. Untuk bisa tersenyum, kita harus memisahkan darah dari marah. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
3 - 4
Judul Artikel: 
Parakaleo, Januari Maret 2003, Vol. X, No. 2
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2003

Jiwa yang Sehat

Ada pelbagai cara untuk mendefinisikan sehat mental; atau, kita dapat mengatakan ada pelbagai ciri jiwa yang sehat. Bagi Freud, jiwa yang sehat adalah jiwa yang dipandu oleh ego - komponen rasional dalam kepribadian yang kuat. Bagi Maslow jiwa yang sehat adalah jiwa yang beraktualisasi diri yaitu jiwa yang tidak lagi terikat pada dirinya sendiri melainkan pada hal-hal yang melampaui dirinya. Bagi Aliport diri yang sehat adalah diri yang integral terintegrasi menjadi satu keutuhan oleh intensi atau arah hidup di depannya. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
3 - 4
Judul Artikel: 
Parakaleo, Januari Maret 2003, Vol. X No. 1
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2003

Perspektif Psikologis: Ibu dan Anak Perempuan

Firman Tuhan memerintahkan suami untuk mengasihi istrinya (Efesus 5:33). Meski tidak dikemukakan secara eksplisit, kita dapat menyimpulkan bahwa dikasihi merupakan kebutuhan wanita yang pokok (sama seperti kebutuhan dihormati bagi para pria). Terpenuhinya kebutuhan ini sedikit banyak menjamin kehidupan suamiistri yang harmonis. Namun saya pun melihat bahwa kebutuhan untuk dikasihi tidak berlaku untuk relasi pernikahan saja. Pemenuhan kebutuhan ini juga berpengaruh besar pada pertumbuhan anak perempuan menjadi wanita dewasa dan ternyata peranan ibu dalam proses ini tidaklah dapat disepelekan. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
3
Judul Artikel: 
Parakaleo, Oktober Desember 2002, Vol. IX, No. 4
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2002

Peran Konseling Awam: Mengapa Aku Tidak Cantik

Saya seringkali berfikir hidup ini memang tidak fair. Teman-teman saya mempunyai orang tua yang balk-balk, bahkan sebagian besar kaya, tetapi saya paling sial. Terlebih lag), wajah saya tidak cantik. Tidak heran jikalau sampai sekarang ini belum pernah saya berpacaran. Saya tidak tahu mengapa saya tidak mempunyai apa-apa yang dapat saya banggakan. Mengapa hidup ini tidak fair. Saya tidak mempersalahkan Tuhan. Saya tahu Tuhan mengasihi saya, tetapi saya takut, bagaimana masa depan saya. Akankah saya menikah dan mempunyai keluarga yang bahagia? Saya tidak mau hidup sendiri. Teman-tman dekat saya dibangku kuliah yang sama, sudah mempunyai pacar semua. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
1 - 3
Judul Artikel: 
Parakaleo, Oktober Desember 2002, Vol. IX, No. 4
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2002

Perspektif Psikologis: Ayah dan Arah

Ada satu pengamatan yang saya saksikan berulang kali dalam praktik konseling yang cukup menyedihkan hati, yakni anak laki-laki, yang dibesarkan dalam keluarga di mana keterlibatan ayah sangat minim, cenderung bertumbuh menjadi pemuda tanpa arah. Pada akhirnya saya menyimpulkan bahwa ada kaitan yang erat antara keterlibatan ayah dan pertumbuhan kepribadian anak laki-laki. Saya perhatikan biasanya anak-anak seperti ini memperlihatkan beberapa ciri yang serupa misalnya, mereka memiliki banyak keraguan dan ketidakpastian dalam hidup. Mereka bersikap pasif dan menuntut orang untuk senantiasa memahami dan menyediakan kebutuhan mereka. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
3 - 4
Judul Artikel: 
Parakaleo, Juli September 2002, Vol. IX, No. 3
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2002

Mengecek Kesehatan Pernikahan

Memasuki usia paro-baya ini saya semakin disadarkan akan pentingnya bertubuh sehat. Untuk itu secara rutin saya mengecek kesehatan melalui tes darah dan sebagainya. Pernikahan pun memerlukan uji kesehatan. Ada baiknya secara berkala kita memeriksa kondisi pernikahan kita dan dengan jujur melihat keadaan sesungguhnya. Ingat, pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Pada kesempatan ini saya ingin membagikan dua indikator untuk menguji kesehatan pernikahan kita. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
3 - 4
Judul Artikel: 
Parakaleo, April Juni 2002, Vol. IX, No. 2
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2002

Peran Konseling Awam: Bertumbuh melalui Pernikahan

Setelah Allah menciptakan Adam, Alkitab mencatat sesuatu yang sangat mengherankan, yaitu Allah sendiri mengatakan "tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia" (Kej 2:18). Kemudian Allah menciptakan Hawa dan memberikannya kepada Adam untuk menjadi istrinya. Allah menghendaki manusia menemukan identitasnya sebagai makhluk sosial, peta dan gambarNya yaitu makhluk yang menemukan dirinya melalui hubungan dengan sesamanya bahkan dalam keterikatan dengan pasangan hidupnya. Manusia adalah makhluk istimewa karena kebebasan dan perkembangan potensinya ditemukan justru dalam konteks "mutual dependency/saling ketergantungan dengan sesamanya" (Steven Covey "Seven Habits"). ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
3 - 4
Judul Artikel: 
Parakaleo, April Juni 2002, Vol. IX, No. 2
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2002

Perspektif Psikologis: Bingkai Penghiburan

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

Matius 5:4

Dalam mempersiapkan kuliah, Konseling Kedukaan dan Orang Sakit, Tuhan berkenan menghantarkan beberapa klien yang sedang berduka karena kehilangan orang yang mereka kasihi. Kematian bukanlah topik favorit saya; menghadapi orang yang berduka menggugah kesedihan saya. Terutama jika keluarga yang saya layani juga mempunyai kesamaan dengan kondisi saya, misalnya usia anak yang berdekatan dengan usia anak saya. Sewaktu bertemu dengan mereka, tidak bisa tidak, pikiran saya dibuat menerawang jauh melihat kematian saya sendiri dan dampaknya pada keluarga, jika itu sungguh terjadi sekarang. Pikiran tentang kematian seakan mencegat langkah hidup saya yang cenderung tergesa-gesa. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
3 - 4
Judul Artikel: 
Parakaleo, Januari Maret 2002, Vol. IX, No. 1
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2002

Perspektif Psikologis: Ketahui dan Kuasai

Kadang kita berpikir bahwa kita dapat menguasai lingkungan - orang atau alam - di sekitar kita. Namun akhirnya kita menyadari bahwa kita tidak bisa menguasainya. Terlalu banyak yang berada di luar kendali, terutama mereka yang termasuk dalam kategori "sesama kita manusia." ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
3 - 4
Judul Artikel: 
Parakaleo, Oktober Desember 2001, Vol. VIII, No. 4
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2001

Perspektif Psikologis: Terang Dan Gelap

Carl Jung memanggilnya, Bayangan. Kita biasa menyebutnya, Sisi Gelap - hal buruk tentang diri kita yang kita sembunyikan. Setiap kita memiliki Bayangan namun tidak setiap kita menyadarinya. Bayangan bisa berwujud kebencian terhadap seseorang atau ketakutan terhadap sesuatu yang begitu mengerikan. Bayangan dapat pula berbentuk fantasi seksual yang terlalu memalukan untuk diceritakan. Adakalanya Bayangan merupakan masa lalu yang kita coba lupakan - apa pun alasannya. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
3 - 4
Judul Artikel: 
Parakaleo, Juli September 2001, Vol. VIII, No. 3
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2001