Artikel

Artikel

Artikel

Artikel

Pertanyaan Anda

Saya seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak laki-laki, Boy (12 tahun) kelas VI dan Dipa (7 tahun). Boy sebenarnya seorang anak yang lincah dan sehat, sedangkan Dipa sejak lahir memang cacat dan sampai hari ini hanya tergolek di ranjang, tanpa bisa berbuat apa-apa. Tiga tahun pertama sejak kelahiran Dipa saya stres berat, banyak menangis dan tidak bisa menerima keberadaannya. Lambat laun saya mulai bisa beradaptasi, menerima dan mengusahakan seberapa yang saya mampu untuk kemajuan kesehatannya. Setiap hari saya sibuk mengurus Dipa karena kami tidak mempunyai pembantu. Suami juga sibuk bekerja, dan tidak banyak berkomunikasi dengan kami. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
3 - 4
Judul Artikel: 
Parakaleo, Juli September 2006, Vol. XIII, No. 3
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII, Jakarta 2006
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2006

Gerbang Sorga

Manusia tidak pernah berhenti berkelahi. Adakalanya kita berkelahi untuk menang, namun kadang kita berkelahi untuk hidup. Salah satu perkelahian untuk hidup yang kerap menantang adalah perkelahian melawan penyakit. Misalnya, bag] para penderita kanker, radiasi dan chemotherapy menjadi perkakas perang melawan sel-sel ganas yang rnenggerogoti tubuh. Kadang kita menang dan bertahan hidup, namun kadang kita kalah. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
2 - 3
Judul Artikel: 
Parakaleo, Juli September 2006, Vol. XIII, No. 3
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII, Jakarta 2006
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2006

Peran Konseling Awam: Sakit Parah/Terminal dan Depresi

Reaksi alami bagi individu-individu dengan sakit tak tersembuhkan adalah depresi. Para ahli psikologi umumnya percaya bahwa depresi juga merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang dipilih individu di tengah posisi dan kondisi kritis yang tak terhindarkan. Dengan mekanisme ini individu tersebut masih dapat memiliki "sense of life - perasaan hidup," sehingga ia dapat mengeluh, menangis, marah, meratap dan mempunyai setitik pengharapan. Ia memilih posisi "cry for help/ketidakberdayaan," yang mengundang belas kasihan dari dirinya sendiri, sesama manusia, dan dari Allah. Tanpa mekanisme pertahanan tubuh ini, individu hanya mempunyai satu kemungkinan yaitu bunuh diri. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
1 - 2
Judul Artikel: 
Parakaleo, Juli September 2006, Vol. XIII, No. 3
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII, Jakarta 2006
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2006

Emosi

Kita adalah manusia sosial, seksual, jasmaniah, emosional, intelektual, dan rohaniah. Karena berkodrat sosial kita membutuhkan sesama dan tidak bisa berfungsi optimal tanpa kehadiran orang lain di dalam hidup ini. Kita pun berkodrat jasmaniah, itu sebabnya kita perlu tidur, makan, dan minum. Demikian seterusnya dengan kodrat lainnya. Dari semua itu saya kira ada dua kodrat yang tidak dapat kita terima dengan nyaman: seksual dan emosional. Kali ini saya ingin membahas kodrat emosional saja. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
3 - 4
Judul Artikel: 
Parakaleo, April Juni 2006, Vol. XIII, No. 2
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2006

Peran Konseling Awam: Emosi dan Pikiran

Ahli-ahli psikologi pada umumnya berpendapat bahwa emosi cenderung bekerja lebih dahulu sebelum otak manusia berpikir secara rasionil. Tetapi mengherankan sekali betapa Alkitab selalu menekankan secara terbalik, yaitu otak seharusnya bekerja lebih dahulu sehingga dapat mengontrol kerja emosi manusia. Rupanya, Alkitab ingin menegaskan bahwa manusia sebagai peta dan gambar Allah adalah mahluk yang hidupnya tidak seharusnya dikontrol oleh kerja emosi dan instink yang bergerak secara mekanis. Manusia harus dalam kesadaran, mengatur seluruh kehidupannya. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
1 - 3
Judul Artikel: 
Parakaleo, April Juni 2006, Vol. XIII, No. 2
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2006

Pertanyaan Anda

Saya seorang ibu rumah tangga, dengan seorang anak perempuan (Ira) yang sudah dewasa (27 tahun), cinta Tuhan, mandiri dan punya karir yang baik sekali. Hanya saja saya heran, setiap kali dia punya pacar saya selalu menemukan alasan untuk tidak menyukai dan ingin memutuskan hubungan tersebut. Saya baru menyadari ketika minggu yang lalu kami bertengkar hebat, dan dia memutuskan untuk tinggal diluar/kost, karena tidak tahan dengan sikap saya. Sebenarnya Ira anak yang cerdas, tidak pernah menyusahkan orangtua, hanya kadang-kadang saja membantah. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
4
Judul Artikel: 
Parakaleo, Januari Maret 2006, Vol. XIII, No. 1
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2006

Biola dan Tambur

Salah satu kesalahan fatal yang dapat kita perbuat adalah memilih pasangan hidup yang tidak serasi. Cukup sering saya menjumpai insan yang merana akibat kesalahan memilih baik suami maupun istri. Bagi mereka rumah menjadi tempat asing yang sedapatnya dihindari dan perjumpaan dengan pasangan dirasakan sebagai siksaan. Penyesalan pada akhirnya lenyap dari rongga hati dan tergantikan oleh ketidakpedulian dengan hidup. Masa depan pun berangsur menjadi masa bodoh. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
2 - 3
Judul Artikel: 
Parakaleo, Januari Maret 2006, Vol. XIII, No. 1
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2006

Peran Konseling Awam: Memilih Pasangan Hidup dan Pergumulannya

Memilih pasangan hidup merupakan hal yang sarat dengan pertanggung jawaban iman. Memasuki fase adolescent/ remaja, sejak seorang mulai merasakan ketertarikan terhadap lawan jenisnya ia sudah harus mulai mempertanggung jawabkan imannya. Dengan bimbingan yang sehat ia akan memulai petualangan hidupnya dengan prinsip mencari yang "seiman." Kemudian ia mulai belajar mengenali apakah ketertarikan tersebut semata-mata manifestasi dari "sexual instict" atau kebutuhan "psycho-social" yang sehat dari seorang individu dengan identitas atau jati diri yang sehat pula. Nah, jikalau ia sukses melewati fase ini, ia akan memasuki fase pertanggung jawaban iman yang berbeda lagi. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
1 - 2
Judul Artikel: 
Parakaleo, Januari Maret 2006, Vol. XIII, No. 1
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2006

Pertanyaan Anda

Saya mempunyai dua anak perempuan Wati (18 th) dan Tina (15 th). Mereka adalah anak-anak yang baik, tidak pernah menyusahkan orang tua sejak kecil dan selalu mandiri. Baru tahun yang lalu Wati selesai SMU dan kemudian masuk ke salah satu universitas di Jakarta. Saya "shock" ketika pulang liburan kemarin dia menceritakan bahwa dia sudah tidak perawan lagi bahkan sudah hamil 2 bulan. Teman yang menggaulinya tidak diketahui keberadaannya sekarang dan tidak mau mempertanggung-jawabkan perbuatannya. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
4
Judul Artikel: 
Parakaleo, Oktober Desember 2005, Vol. XII, No. 4
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2005

Perspektif Psikologis: Pengampunan

Pengampunan adalah sesuatu yang tak ternilai harganya. Pengampunan membebaskan, menyembuhkan manusia dari segala macam perasaan yang merugikan, seperti marah, kecewa, benci, dendam, sakit hati dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Di samping itu, realitanya pengampunan merupakan sesuatu yang tidak mudah dilakukan. Ada proses yang harus dijalani untuk seseorang bisa mengampuni atau menerima pengampunan dengan benar. ... baca selengkapnya »

Sumber
Halaman: 
2 - 4
Judul Artikel: 
Parakaleo, Oktober Desember 2005, Vol. XII, No. 4
Penerbit: 
Departemen Konseling STTRII
Kota: 
Jakarta
Editor: 
Paul Gunadi Ph.D., Yakub B.Susabda Ph.D., Esther Susabda Ph.D.
Tahun: 
2005