Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Mengikuti Firman

Edisi C3I: e-Konsel 016 - Peranan Roh Kudus dalam Konseling

Penyelidikan Firman Allah yang dilakukan pembimbing alkitabiah secara pribadi penting sekali. Semakin banyak Firman yang diketahui dan diterapkan dalam kehidupan pribadinya, semakin siap ia untuk membantu orang lain didalam jalan Tuhan. Dari bekal Firman Allah yang hidup melalui kemampuan yang diberikan Roh Kudus, pembimbing akan memiliki belas kasihan maupun kebenaran Allah untuk melayani orang yang berkeperluan. Lagipula, ia akan mampu untuk memimpin yang dibimbing agar mengikuti Firman Allah bagi dirinya.

Bimbingan alkitabiah dimulai dengan Firman Allah. Hal ini bukan berarti suatu jawaban yang cepat dan mudah dari Alkitab, melainkan penerapan Kitab Suci yang harus dicari dan dihayati. Pembimbing alkitabiah harus terus-menerus mempelajari dan menghayati Firman Allah dan mendorong yang dibimbing untuk melakukan hal yang sama. Pendalaman dan penghayatan Firman Allah sangat penting dalam melayani masalah-masalah kehidupan. Mereka yang ingin menolong orang lain kami anjurkan agar berpegang pada sumber ini dengan penuh kepercayaan. Tidak ada cara lain lagi yang mempunyai kuasa untuk mendatangkan perubahan seperti itu.

Karena pentingnya Alkitab melalui semua sumber pertolongan lain, kita tidak berusaha memberikan jawaban khusus untuk masalah khusus. Suatu sistem yang khusus mungkin merupakan penerang dan memberikan suatu arah yang tertentu. Namun rencana yang khusus mungkin juga menghalangi kita untuk langsung menuju kepada Tuhan dan Firman-Nya. Jika suatu metode pengarahan diuraikan secara rinci, pembimbing mungkin mempergunakan metode itu daripada dengan rajin mengikuti ajaran Firman Allah dan mencari kehendak Tuhan demi kepentingan orang yang dibimbing dan kebutuhannya.

Buku-buku yang mempergunakan pendekatan alkitabiah untuk bimbingan mungkin berguna selama buku-buku tersebut tidak menggantikan penggunaan Alkitab secara langsung. Tetapi mereka seharusnya meningkatkan penggunaan Alkitab dan mendorong pembimbing untuk mempergunakan Firman Allah daripada sistem-sistem manusia. Buku-buku yang memberikan contoh-contoh tentang bagaimana Alkitab dipergunakan selama bimbingan menunjukkan efektivitas penggunaan Firman Allah. Namun seorang pembimbing tidak boleh mencoba untuk meniru contoh- contoh itu secara khusus karena setiap orang yang dibimbing dan setiap hubungan bimbingan bersifat unik. Sebaliknya, harus ada aliran yang terus-menerus dari rahmat, dan kebenaran Allah. Pembimbing harus langsung menuju pada Firman Allah dan Tuhan yang akan menerangkan Firman Allah dan memberikan penerapan.

Berdoa Minta Pimpinan Roh Kudus

Tuhan telah memberikan Firman-Nya dan Roh Kudus-Nya untuk memampukan pembimbing dan yang dibimbing untuk mengenal dan menaati-Nya. Di seluruh Kitab Suci, Tuhan mendorong umat-Nya untuk mencari hikmat dan kehendak-Nya melalui doa. Sesungguhnya, mengikuti Firman Allah dan berdoa berjalan seiring sementara seseorang mencari kehendak Allah.

"Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian." (Amsal 2:1-6)

Tuhan melaksanakan banyak kehendak-Nya yang penuh kasih karunia bagi anak-anak-Nya melalui doa. Melalui doa, pembimbing maupun yang dibimbing dapat benar-benar masuk kehadirat Allah untuk "menerima rahmat dan ... menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan ... pada waktunya" (Ibrani 4:16). Pembimbing akan mendorong yang dibimbing untuk mencari Tuhan melalui doa baik selama bimbingan maupun sepanjang minggu.

Pembimbing akan mulai berdoa bagi yang dibimbing beberapa waktu sebelum bimbingan yang sebenarnya mulai, untuk menaikkan doa syafaat bagi yang dibimbing dan menyerahkan dirinya dihadapan Allah untuk penyucian sehingga ia akan menjadi saluran berkat, hikmat, kebenaran, rahmat, dan kasih karunia Allah. Banyak hal yang terjadi dalam bimbingan alkitabiah bergantung pada apa yang terjadi dalam doa. Meminta, mencari, dan mengetuk secara terus-menerus dan telinga yang siap adalah cara-cara yang diberikan Yesus untuk menemukan pertolongan bagi orang lain dan juga bagi diri sendiri. Kesetiaan dalam doa adalah ciri seorang pembimbing yang memandang kepada Allah untuk perubahan dan pertumbuhan dan yang tetap peka terhadap pekerjaan Roh dalam kehidupan orang yang dibimbing.

Dalam bimbingan alkitabiah, percakapan dengan orang yang dibimbing harus didasarkan pada komunikasi dengan Allah. Beberapa masalah tampaknya tetap ada walaupun sudah diberi pengajaran yang saksama. Hanya Tuhanlah yang dapat mengungkapkan akar suatu masalah atau jalan ke luar bagi seorang tertentu yang sedang dibimbing. Saat-saat berdoa seperti itu merupakan pertemuan dengan Pembimbing Agung. Pembimbing bukan hanya mengemukakan masalahnya dan memohon kepada Allah untuk melakukan sesuatu; ia sedang berusaha mengetahui bagaimana ia dapat bekerja sama dengan Allah untuk mendatangkan kesembuhan, pemulihan, pendamaian, dan pembaruan.

Seorang pembimbing alkitabiah dapat mengikuti sebagian besar kehidupan doa Paulus pada waktu ia berdoa bagi orang-orang Kristen yang mula-mula. Doa-doa seperti itu telah dituliskan dan mempunyai kekuatan yang besar sekali karena doa-doa itu diilhamkan oleh Allah. Beberapa dari doa-doa itu dituliskan dalam Efesus 1:17-19 & 3:16-19; Filipi 1:9-11; Kolose 1:9-12; dan 2 Tesalonika 1:11-12. Juga ada banyak buku tentang doa, namun Alkitab tetap harus menjadi sumber utama bagi segala yang dilakukan dan dikatakan pembimbing.

Bimbingan rohani merupakan peperangan rohani. Seorang pembimbing alkitabiah tidak dapat menang dengan senjata-senjata jasmani atau manusiawi karena ia sedang melayani ditengah-tengah peperangan rohani antara Allah yang mulia dan kekuatan-kekuatan kejahatan.

"Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12)

Pembimbing harus memelihara dan memakai baju zirah, berlatih mempergunakan perisai, dan menjadi seorang ahli dalam mempergunakan pedangnya, yang adalah Firman Allah. Aktivitasnya yang paling besar dan paling penting terjadi dalam komunikasinya dengan Allah melalui pembacaan Firman dan doa.

Tunjukkan Jalan Tuhan Sebagaimana Diungkapkan oleh Firman dan Roh

Menunjukkan jalan Tuhan sebagaimana diungkapkan oleh Firman Allah dan Roh Kudus meliputi cara penyajian maupun isi percakapan. Percakapan dalam bimbingan alkitabiah menuntut adanya kombinasi dari rahmat dan kebenaran serta keseimbangan dalam mendengar dan berbicara.

Karena Allah ingin menarik orang-orang lebih dekat kepada diri-Nya melalui kasih, maka bimbingan alkitabiah harus diberikan dalam kasih. Namun karena kasih Allah juga mencakup kebenaran, bimbingan alkitabiah harus mencerminkan ciri itu juga.

"Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia." (Amsal 3:3-4)

Alkitabiah tidak mengajarkan metodologi yang semata-mata mencerminkan perasaan seseorang, bukan sentimentalitas yang dangkal, dan bukan pula kekerasan yang autokratik. Alkitabiah mengajarkan, melalui ilustrasi dan prinsip yang tidak terhitung jumlahnya, bahwa harus ada kombinasi dari rahmat dan kebenaran. Bimbingan tanpa kombinasi ini tidak memenuhi standar Alkitab.

Kitab Suci teguh dan prinsip-prinsipnya tidak pernah berubah. Namun proses bimbingan tidak kaku. Yesus tidak melayani semua orang dengan cara yang sama. Ia melayani setiap orang di tempat orang itu berada tanpa menurunkan standar. Dengan berbuat demikian, Yesus menunjukkan keseimbangan antara rahmat dan kebenaran. Dalam hikmat Yesus menyatakan kebenaran dan keadilan dengan cara yang paling efektif bagi masing-masing orang. Ketika seorang pemuda kaya datang kepada Yesus, Ia menyampaikan kebenaran dalam rahmat ketika Ia berkata bahwa untuk mengikuti Allah ia harus menjual semua miliknya. Namun tanpa mengubah standar, Yesus mempunyai berita yang berbeda untuk Nikodemus: keperluan untuk dilahirkan kembali. Jika berita-berita ini dipertukarkan, tidak akan ada keseimbangan antara rahmat dan kebenaran karena kepekaan rohani terhadap keperluan seseorang akan hilang.

Sumber
Halaman: 
136 - 141
Judul Artikel: 
Bimbingan Berdasarkan Firman Allah
Penerbit: 
Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1996

Komentar