AYAT ALKITAB
LATAR BELAKANG
Kemarahan adalah suatu emosi, suatu reaksi tak disengaja terhadap suatu situasi atau kejadian yang tidak menyenangkan. Selama kemarahan terbatas pada emosi yang muncul tak disengaja ini, ia bisa dianggap reaksi wajar. Baru ketika kita menanggapinya secara salah, ketika kita tak dapat lagi mengekang diri (melampiaskan kemarahan) atau ketika kita memendamnya sampai timbul kepahitan, dendam dan permusuhan -- kita masuk dalam bahaya. Di sinilah Alkitab menuntut pertanggungan jawab kita.
Dalam pendekatan kita terhadap masalah kemarahan, kita perlu ingat bahwa tidak semua kemarahan adalah salah. Bila Alkitab menyorotinya, ia menekankan pada beberapa bentuk emosi. Misalnya:
"Maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu
dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu."
(
Ketika menyembuhkan orang yang lumpuh tangannya dikatakan bahwa
Yesus "berdukacita karena kedegilan mereka, dan dengan marah Ia
memandang sekeliling-Nya ...." (
Walau tidak dinyatakan secara langsung, jelas terlibat kemarahan
dalam sikap dan tindakan-Nya ketika Dia mengusir para penyedot
keuntungan dari Rumah Allah (
Kemarahan sedikit banyak terlibat dalam sikap dan perlakuan kita
terhadap dosa. "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu
berbuat dosa." (
Mengontrol Kemarahan adalah Rohani:
"Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak
akhirnya meredakannya." (
Kemarahan melampaui batas atau tak terkendali jika:
Dia meluap dalam bentuk sikap dan atau ucapan jelek.
Dia menimbulkan kepahitan, kebencian, dan permusuhan.
Dia menyebabkan kelemahan rohani, kekacauan batin, menghilangkan
kedamaian hatinya. Adakah perasaan dalamku bahwa aku sedang
mendukakan Allah atau memberi kesempatan bagi si Iblis (
Dia membawa akibat buruk pada orang lain. Adakah ia merusakkan kesaksian hidupku? Adakah orang yang menjadi korban respon- responku?
Bagaimana mengendalikan luapan kemarahan?
Berusahalah untuk tidak menafsirkan segala hal sebagai sesuatu gangguan, kekhilafan, dan luka terhadap diri Anda. Usahakan juga untuk menemukan penyebab luapan marah Anda.
Jadikan sikap dan respon Anda sebagai hal yang perlu untuk didoakan dengan sungguh-sungguh. Kita harus pula mendoakan sikap orang yang menganggu Anda pada Tuhan, sambil mengingat bahwa Allah memakai orang dan keadaan untuk membentuk watak kita. Bagian-bagian watak yang masih kasar perlu digosok, dihaluskan.
Biasakan mengakui luapan kemarahan sebagai dosa. Pentingnya
bertindak segera dalam kasus ini, tegas terdengar dalam nasihat
Rasul Paulus, "janganlah matahari terbenam, sebelum padam
amarahmu." (
Sadari bahwa seorang Kristen harus belajar mengatasi dua sifat
yang masing-masing saling melawan ingin menang. Kita harus
belajar mempraktekkan prinsip "tanggalkan dan kenakan" dari
Berusahalah mengalihkan kemarahan Anda dari diri ke masalah yang menyebabkannya.
Serahkan diri tiap hari pada Roh Kudus. "Hiduplah oleh Roh, maka
kamu tidak akan menuruti keinginan daging." (
Izinkan Firman Allah meresapi hidup Anda melalui pembacaan,
perenungan dan penghafalan Firman. "Hendaklah perkataan Kristus
diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu
dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang
lain ...." (
STRATEGI BIMBINGAN
Persekutuan pribadi dengan Yesus Kristus adalah dasar jalan keluar bagi masalah rohani. Tanyakan orang itu, apakah dia sudah masuk dalam persekutuan tersebut. Jelaskan "Damai dengan Allah" [["Damai dengan Allah" -- Traktat untuk menolong/menuntun orang non-Kristen agar dapat menerima Kristus (dari LPMI/PPA); atau Buku Pegangan Pelayanan, halaman 5; CD-SABDA: Topik 17750.]]
Lontarkan pertanyaan-pertanyaan kepadanya, untuk mengetahui dalam tahap kemarahan bagaimanakah dia berada. Jelaskan pembahasan di Latar Belakang kepadanya, sambil menekankan pentingnya sikap- sikap Kristen yang benar, pengakuan tiap hari dan prinsip "tanggalkan dan kenakan." Minta dia mencatat pokok-pokok pemikiran yang kelak dapat ditelaahnya ulang.
Berdoalah bersamanya. Berdoalah agar dia memiliki "hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia", dan iman untuk memperoleh kemenangan berketerusan.
Kutipan
Menurut Billy Graham:
"Alkitab tidak melarang kita untuk tidak senang, asal dibatasi oleh dua hal. Pertama, menjaga kemarahan kita bersih dari kepahitan, permusuhan, dan kebencian. Kedua, setiap hari memeriksa diri, apakah kita sudah menangani perasaan-perasaan jelek kita. Pepatah Latin berkata: "Orang yang tidur membawa kemarahan, tidur dengan Iblis." Tentu saja, hidup akan penuh dengan gangguan. Hal-hal itu bisa dimanfaatkan Iblis untuk membangkitkan nafsu-nafsu jahat kita."
Links:
[1] https://c3i.sabda.org/edisi_c3i/e_konsel_062_kemarahan
[2] http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/062/
[3] https://c3i.sabda.org/epublish/2
[4] https://c3i.sabda.org/epublish/2/436
[5] https://c3i.sabda.org/01/may/2004/konseling_kemarahan
[6] https://c3i.sabda.org/surat_56
[7] https://c3i.sabda.org/jenis_bahan_c3i/bimbingan_alkitab
[8] https://c3i.sabda.org/kategori_bahan_c3i/masalah_hidup
[9] https://c3i.sabda.org/fokus_c3i/fokus_c3i_juli_2005_apakah_kemarahan_itu