Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Pemutusan Hubungan

Yang kerap terjadi adalah seorang yang berselingkuh betul-betul kesulitan memutuskan hubungan dengan pasangan selingkuhnya. Kadang kala terasa nyaris sebagai paksaan bagi orang yang berselingkuh untuk mengucapkan selamat tinggal lebih dari sekali. Ada hasrat yang kuat untuk memastikan perasaan pasangan selingkuhnya dan memastikan bahwa mereka dalam keadaan baik-baik saja setelah ucapan selamat tinggal itu. Meskipun ada kasih dalam cara ini, perhatian seperti itu merupakan dorongan hati yang tidak sehat. Cara ini membuat perselingkuhan tetap berlanjut dan menghalangi pemulihan pernikahan. Kecenderungan ini harus dihentikan. Tidak ada kelonggaran lagi untuk "memberi dan menerima" dalam masalah ini.

Jika ada harapan untuk memulihkan hubungan pernikahan, suami atau istri yang berselingkuh harus memutuskan segala bentuk hubungan dengan pasangan selingkuhnya. Pernyataan ini tampaknya sudah jelas. Namun, masih banyak orang yang melanjutkan suatu bentuk hubungan tertentu, meskipun mereka menyatakan bahwa hubungan seks telah diakhiri. Karena persetubuhan telah dilakukan, kedua belah pihak menjadi terikat. Karena itu, satu-satunya cara untuk memulihkan pernikahan adalah dengan memutuskan sama sekali ikatan itu.

Pemutusan hubungan harus dilakukan dalam satu kali percakapan, lebih baik lewat telepon. Ada dua hal yang harus disampaikan: mengaku bersalah dan menyatakan bahwa hubungan telah berakhir. Misalnya, orang yang pernah berselingkuh seharusnya berkata, "Aku seharusnya tidak pernah berhubungan denganmu. Aku yang salah, dan aku minta maaf. Aku sudah berdosa terhadap kamu, istriku, dan Allah. Sekarang aku ingin membenahi segalanya bersama istriku. Aku tahu hal ini menyakitimu, tetapi ini semua sudah berakhir. Aku tidak akan menghubungimu lagi. Tolong, jangan menghubungi aku lagi." Percakapan ini seharusnya dilakukan hanya satu kali.

Setelah mengungkapkan perkataan di atas, percakapan harus diakhiri. Acap kali pihak satunya tidak mau menerima pemutusan hubungan itu dengan senang hati. Umumnya mereka merespons dengan perbantahan, bujuk rayu, dan permohonan. Daripada berbantah, reaksi-reaksi darinya tersebut perlu ditanggapi dengan respons sederhana, "Maaf. Ini sudah berakhir." Jika ia melontarkan pertanyaan seperti, "Mengapa?", maka harus dijawab, "Maaf. Ini sudah berakhir." Jika orang itu memohon agar bisa bertemu untuk terakhir kalinya atau ingin sekali melanjutkan percakapan biasa, "Cuma ingin tahu bagaimana keadaanmu," kita harus merespons, "Tidak. Maaf. Ini sudah berakhir." Tidak perlu lagi ada upaya untuk menjelaskan atau mendukung keputusan itu. Hubungan telepon cukup dilakukan secara singkat saja. Jika kedua kekasih itu melanjutkan pembicaraan, rasa bersalah, gairah, atau perasaan kehilangan dapat menyebabkan mereka melakukan pertemuan kembali. Penelepon harus mempersiapkan diri untuk tetap teguh.

Orang berkonsultasi dengan para ahli terapi dan pendeta dengan situasi yang bervariasi dan dalam beragam tahapan pemutusan hubungan. Mengingat prinsip-prinsip berikut ini, bermanfaat bagi kita.

  1. Suami atau istri yang disakiti harus meminta dengan tegas agar hubungan gelap itu diakhiri segera.
  2. Mungkin mereka akan tergoda untuk memerintahkan apa yang harus dikatakan pasangannya yang berselingkuh ketika memutuskan hubungan dengan pasangan selingkuhnya. Ini tidak ada gunanya. Pihak yang berselingkuh cuma harus teguh dalam dua hal:

    1. akhiri hubungan sekarang juga, dan
    2. memberi tahu pasangan selingkuhnya bahwa hubungan telah berakhir.
      Ini memang hal yang mendadak, dan tidak ada kesempatan lagi untuk berunding.

    Kadang-kadang pihak yang dilukai menanyakan apakah ia dan pasangannya yang berselingkuh itu harus hadir selama pemutusan hubungan dilakukan ataukah tidak perlu. Ini adalah masalah pilihan, tergantung orang-orang yang terlibat. Keputusan untuk melakukan hal ini mengundang tanggapan pro dan kontra. Sisi positifnya, sebagian orang mendapati bahwa menyaksikan sendiri pemutusan hubungan itu bisa menimbulkan rasa aman karena pemutusan hubungan selingkuh telah dilakukan. Ini mengurangi kecurigaan dan membantu pasangan suami istri untuk memusatkan perhatian pada masalah lainnya dalam proses pemulihan ini.

    Di sisi lain, mendengar suami atau istri berbicara dengan mantan kekasih bisa menjadi suatu pengalaman yang menyakitkan. Selain itu, si pelaku harus memutuskan hubungan dengan kerelaan hati tanpa pengaruh dari luar. Kesediaan untuk menghadapi sendiri pemutusan hubungan itu sebenarnya dapat membawa rasa nyaman yang lebih terhadap hubungan itu daripada melakukannya dengan disaksikan pasangannya.

    Seorang yang berselingkuh wajib menjalani proses mengakhiri hubungan dengan pacarnya. Ini merupakan bagian vital dalam proses pemulihan karena tindakan ini menutup pintu bagi hubungan perselingkuhan. Ini membuat suami atau istri yang berselingkuh menerima fakta bahwa hubungan telah berakhir, dan hal ini membawa kepastian bagi suami atau istri yang setia bahwa kini hubungan mereka dapat mulai menjalani proses pemulihan.

  3. Pemutusan hubungan harus terjadi hanya satu kali. Pintu harus benar-benar ditutup dengan teguh. Menunda-nunda pemutusan hubungan sebenarnya hanya memperpanjang hubungan perselingkuhan.
  4. Ini memang bukan tugas yang mudah. Langkah pertama adalah datang menghadap Allah untuk bertobat dan menyerahkan hubungan perselingkuhan itu kepada-Nya. Berikut adalah contoh doa yang bisa diikuti: "Bapa surgawi, kuakui bahwa hubungan ini adalah dosa. Ini salah dan bukan dari Engkau. Kini aku memutuskan untuk mengakhirinya. Kumohon mampukanlah diriku untuk mengakhirinya dengan baik dan benar."

  5. Pemutusan ini sebisa mungkin dilakukan dengan cara yang netral dan objektif.
  6. Pertemuan lewat darat tidak disarankan, terutama karena cara ini mempertemukan pihak yang berselingkuh dengan pasangan selingkuhnya lagi. Ini memberian godaan yang kuat kepada mereka dan memberi kesempatan untuk godaan-godaan yang tidak perlu. Cara ini juga mempersulit diri untuk memutus percakapan dan meninggalkannya.

    Beberapa konselor menyarankan cara yang lain, yakni dengan menulis surat. Kendati menulis surat memang lebih baik daripada bertatap muka, kami tetap tidak menyarankan cara itu. Kapan pun seseorang menuangkan hal seperti itu dalam bentuk surat, hal itu akan mendorong pihak satunya untuk berargumen dan menyerang balik. Telepon adalah media yang bagus untuk memutuskan hubungan karena keberadaan telepon itu terpisah jauh dari pasangan selingkuh tersebut, tetapi komunikasi verbal tetap dapat berlangsung.

  7. Pelaku perselingkuhan harus mempersiapkan diri untuk menghadapi reaksi pasangan selingkuhnya.
  8. Keterlibatan yang sangat mendalam telah terjadi dalam suatu hubungan perselingkuhan, dan pihak ketiga jarang membiarkan hubungan itu berhenti dengan mudah. Dengan demikian, upaya apa pun dalam melakukan argumentasi, penjelasan, atau perdamaian hanya akan menguntungkan dalam memenuhi kebutuhan dan hasrat pihak ketiga. Bahkan, komunikasi yang tidak menyenangkan sekalipun dapat menjadi kelanjutan dari suatu hubungan. Upaya yang dilakukan oleh kekasih gelap untuk melakukan komunikasi lebih lanjut tidak perlu dikabulkan dan harus ditanggapi dengan menutup telepon, menutup pintu, atau pergi meninggalkannya. Cara ini memberi kesempatan kepada pihak yang disakiti untuk menyaksikan keputusan pasangannya yang teguh berkomitmen dalam hubungan mereka dan membantu memulihkan kepercayaan dalam pernikahan.

  9. Suami atau istri yang setia perlu diberi tahu tentang apa yang terjadi selama percakapan dalam pemutusan hubungan tadi.
  10. Mereka harus tahu bagaimana terjadinya pemutusan hubungan itu dan apa yang bisa diharapkan sebagai akibat dari pemutusan hubungan itu? Sebagai contoh, seorang suami bisa berkata, "Ia mengatakan bahwa ia ingin menelepon dan berbicara denganku. Aku ingin kamu tahu, sekarang aku ingin berkomitmen denganmu dan kepada Allah. Ia mencoba mengejarku, tetapi aku sudah tidak mau berhubungan dengannya lagi. Jika ia menelepon ke rumah kita, biarkan dan tutup saja teleponnya. Jika aku yang menerima, aku akan langsung menutupnya. Jika aku melihatnya di suatu tempat, aku akan berputar arah dan mengambil jalan lain. Jika ia datang ke rumah kita, aku akan menutup pintu untuknya dan tidak akan keluar menemuinya. Secara resmi hubungan kami telah berakhir, dan mulai sekarang aku berkomitmen sepenuhnya untuk 100 persen memusatkan perhatian pada dirimu dan diriku." Orang yang berselingkuh, sebagai bagian dari proses pembenahan dan pemulihan, perlu melewati proses mengomunikasikan hal-hal ini kepada pihak yang disakitinya.

  11. Penting untuk diperhatikan bahwa reaksi pasangan selingkuh dan suami atau istri yang dilukai mungkin tidak akan memuaskan pihak yang bertobat.
  12. Pasangan selingkuh akan terluka. Pemutusan hubungan akan menciptakan luka batin, tetapi luka itu disebabkan oleh dosa. Kedua orang yang berselingkuh ini harus menyadari kerusakan yang diakibatkan oleh dosa. Berusaha melindungi kekasih gelap dari kepedihan hanya akan memperpanjang dan memperbesar kerusakan bagi pernikahan, bagi mantan kekasih ini, dan bagi hubungan si pelaku dengan Allah.

    Selain menghadapi reaksi negatif dari mantan kekasih, suami atau istri yang bertobat ini mungkin pula menghadapi reaksi negatif dari pasangan sejatinya. Ketika seorang suami atau istri yang berselingkuh berkata, "Aku sudah memutuskan hubungan dengan orang itu. Sekarang aku akan berkomitmen sepenuhnya terhadap kamu," maka pasangannya bisa saja merasa terhina. Pernyataan semacam itu tak ubahnya seperti mendengar seseorang berkata, "Aku telah meminjam mobilmu tanpa seizinmu. Atap mobilnya hancur dan ketiga bannya kempis, tetapi jangan khawatir, sekarang kamu bisa mendapatkannya kembali." Jika seorang suami atau istri merasa bahwa ia menerima "barang bekas" dari pasangannya yang telah menyeleweng, peragaan seperti itu sangat masuk akal. Ini merupakan reaksi logis. Ketidaksanggupan suami atau istri yang setia untuk menerima dengan senang hati pernyataan awal ini merupakan akibat dari kepedihan hati karena perselingkuhan, dan pasangan yang berselingkuh harus menerima fakta ini. Suami atau istri yang setia membutuhkan efek pemulihan dari mendengar pernyataan-pernyataan komitmen kembali itu meski keraguan bisa saja muncul. Jika suami atau istri yang menyeleweng konsisten dengan komitmen ini untuk jangka waktu yang lama, dasar yang kuat bisa diletakkan untuk sebuah pernikahan yang hidup dan dipulihkan.

  13. Pada akhirnya, penting bagi para konselor dan pendeta untuk memerhatikan bahwa beberapa masalah lebih baik didiskusikan secara pribadi dengan si pelaku perselingkuhan.
  14. Ini terutama perlu ketika menghadapi masalah-masalah tentang memutuskan hubungan dengan pihak ketiga dan dengan kecenderungan pelaku perselingkuhan yang sangat bersedih karena hilangnya hubungan mereka. Terkadang pelaku perselingkuhan ingin mengungkapkan kesedihan ini kepada konselor dalam sesi gabungan, tatkala suami dan istri hadir bersama. Perasaan-perasaan ini nyata dan perlu didiskusikan. Namun, pengungkapan perasaan-perasaan ini di hadapan sang korban akan menimbulkan kepedihan yang tidak perlu. Proses konseling tidak perlu menyebabkan luka batin lebih lanjut semacam ini, dan melakukan hal ini dapat menciptakan luka parut yang takkan pernah sembuh. Konselor perlu bertemu dengan suami atau istri yang berselingkuh secara pribadi agar masalah-masalah ini dapat didiskusikan dan diselesaikan sepenuhnya.

Diambil dari:

Sumber
Halaman: 
53 -- 60
Bab: 
Mengakui yang Sebenarnya
Judul Buku: 
Selamatkan Pernikahan Anda: Memulihkan hubungan setelah terjadi perselingkuhan
Pengarang: 
Abel Ortega dan Melodie Fleming
Penerbit: 
Gloria Graffa
Kota: 
Yogyakarta
Tahun: 
2008

Komentar