Kejujuran Keuangan

Salah satu tipuan setan yang paling efektif adalah pemikiran bahwa kebahagiaan ada di dalam hal-hal yang kita miliki. Melalui penipuan ini, dia telah membuat lembu emas, ilah yang disebut materialisme. Seperti menggonggong di tengah jalan, dia membujuk setiap orang yang lewat, "datanglah dan memuja di kakinya, beli, jual, dapatkan keuntungan, dan miliki, itu semua akan membuat anda bahagia."

Saudaraku, walau seseorang memiliki panggilan rohani dan harta sorgawi yang luar biasa, dia tidaklah bebas dari sasaran setan atau terlepas dari penyakit materialisme. Seperti suatu wabah, hal itu menjangkiti kita di setiap sudut televisi, media cetak, etalase toko, ruang pamer, dan jalanan. Godaan materialisme ada di mana-mana dan berusaha masuk ke dalam hidup kita melalui pesan yang mencolok dan luhur.

Dalam konteks kita hidup sebagai orang asing dan pendatang (1 Petrus 1:17-18; 2:11) dan sebagai orang yang hidup dengan memandang pada warisan surgawi yang tidak bisa rusak, tidak ternoda oleh kejahatan, dan tidak dirusak oleh waktu (1 Petrus 1:4), Petrus juga mengingatkan kita untuk berkepala dingin dan berjaga-jaga melawan akal setan (1 Petrus 1:13; 5:8). Kenapa? Karena jika kita tidak berjaga-jaga, setan akan memalingkan kita dari panggilan sorgawi sebagai umat milik Allah yang menyatakan kemuliaan-Nya dan yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan (tipuan setan) ke dalam terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9).

Uang adalah perkara kecil (Lukas 16:10). Kenapa? Karena uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Uang tidak bisa memberikan hidup kekal atau arti hidup yang sejati (Yesaya 55:1-3; Wahyu 3:16-18). Tapi, tidak ada yang lebih memperlihatkan orientasi dan hubungan kita dengan Tuhan seperti sikap kita terhadap uang.

Yesus Kristus menjelaskan bahwa salah satu tanda kerohanian sejati adalah sikap yang benar terhadap harta. Tanda seorang manusia yang benar dan saleh adalah pikirannya kepada Tuhan dan harta surgawi.

Alkitab banyak sekali bicara mengenai uang atau kepemilikan. Enambelas dari tiga puluh delapan perumpamaan Yesus, berkaitan dengan uang. Satu dari setiap sepuluh ayat dalam Perjanjian Baru berkaitan dengan hal ini. Alkitab memiliki 500 ayat mengenai doa, kurang dari 500 ayat mengenai iman, tapi lebih dari 2.000 ayat mengenai uang. Uang merupakan masalah yang sangat penting karena sikap seseorang terhadapnya sangat menentukan hubungannya dengan Tuhan, mengenai pemenuhan rencananya dalam hidup ini, dan mengenai karakternya.

Tanggung Jawab Perencanaan

Tanpa perencanaan yang didasarkan atas nilai, tujuan, prioritas Alkitab, uang menjadi tuan yang keras dan seperti daun yang masuk ke dalam gulungan angin, kita hanyut ke dalam pengejaran dunia akan harta (Lukas 12:13-23; 1 Timotius 6:6-10).

Perencanaan keuangan adalah suatu yang alkitabiah dan itu merupakan pelayanan yang baik, untuk bebas dari ilah materialisme, dan cara melindungi diri dari membuang-buang sumber yang Tuhan percayakan pada kita (Amsal 27:23-24; Lukas 14:28; 1 Korintus 14:40).

Perencanaan keuangan harus dilakukan di dalam ketergantungan pada arahan Tuhan dan dalam iman di mana kita bergantung pada Tuhan untuk keamanan dan kebahagiaan daripada kekuatan kita sendiri (Amsal 16:1-4, 9; Mazmur 37:1-10; 1 Timotius 6:17; Filipi 4:19).

Tanggung Jawab Disiplin

Jika perencanaan keuangan kita adalah bekerja, ini membutuhkan disiplin dan komitmen, sehingga rencana kita diwujudkan dalam tindakan. Kita harus melanjutkan maksud baik kita (Amsal 14:23). Kejujuran keuangan merupakan aspek penting dari pertumbuhan rohani dan kesalehan (2 Korintus 8:7). Tapi kesalehan membutuhkan disiplin (bdgk. 1 Timotius 4:8; 6:3-8).

Maksud baik tidak berarti tanpa rencana yang diwujudkan ke dalam tindakan. Orang Korintus menyatakan keinginan dan kemauan mereka dalam memberi petunjuk-petunjuk dalam memberi (1 Korintus 16:1-2), tapi mereka gagal menyelesaikan rencana itu (2 Korintus 8:10-11).

Tanggung Jawab Pelayanan

Kejujuran keuangan keluar dari pengakuan bahwa semua yang kita miliki adalah dari Tuhan (1 Tawarikh 29:11-16; Roma 14:7-9; 1 Korintus 6:19-20). Hidup merupakan perjalanan sementara di mana orang Kristen melihat diri mereka sebagai orang asing, penduduk sementara, yang ada di dunia sebagai pelayan anugerah Tuhan. Semua yang kita miliki (talenta, waktu, dan harta) yang dipercayakan oleh Tuhan, harus kita investasikan bagi kerajaan dan kemuliaan Tuhan (1 Petrus 1:17; 2:11; 4:10-11; Lukas 19:11-26).

Tanggung Jawab Bekerja

Salah satu cara Tuhan menyediakan kebutuhan kita adalah melalui bekerja. Dengan bekerja kita mendapatkan penghidupan, sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan diri dan keluarga kita (2 Tesalonika 3:6-12; Amsal 25:27).

Uang yang kita peroleh juga digunakan untuk mendukung pekerjaan Tuhan dan menolong mereka yang dalam kekurangan, pertama keluarga Tuhan dan baru mereka yang ada di luar iman (Galatia 6:6-10; Efesus 4:28; 3 Yohanes 5-8).

 

Unduh Audio

 

Diambil dari:

Sumber