Kasih dan Pengampunan

Edisi C3I: e-Konsel 281 - Kasih untuk Mengampuni

Seluruh hukum agama tersimpul dalam perintah yang satu ini, "Hendaklah engkau mengasihi sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri." (Galatia 5:14, BIS)

Pusat dari ajaran kekristenan dan pelayanan Yesus adalah sebuah pandangan yang sederhana -- kasih untuk diri kita sendiri dan orang lain adalah suatu hal yang harus betul-betul kita sadari sebagai anak-anak Allah. Alkitab meneguhkan fakta sederhana ini berulang-ulang, dan bahkan beberapa dari antara kita merasa tertantang ketika mencoba menaati hukum yang paling mendasar ini. Bagaimana kita seharusnya mengasihi sesama kita, seperti diri kita sendiri?

Love

Melalui belas kasihan, pengampunan, memikul tanggung jawab, dan berjalan sesuai pimpinan yang benar, kita mungkin mulai dapat mengasihi diri kita sendiri dengan cara yang lebih dalam dan lebih lengkap. Kasih Allah mencakup segala hal; tidak berakhir dan sempurna bagi kelemahan-kelemahan kita. Dengan menerima diri kita sendiri sebagaimana adanya, dengan kelebihan dan kekurangan kita, kecerdasan dan ketidaktahuan kita, dengan tidak menghakimi karakter kita di hadapan Yang Mahakuasa, kita semakin mampu mengasihi diri kita sendiri secara penuh dan sempurna.

Jika kita mengasihi diri kita sendiri, kita menghargai hati dan pikiran kita dengan segala keberadaannya. Mengapa kita sulit melakukan hal yang sama terhadap orang lain?

Pengampunan

"Kalau kalian mengampuni orang yang bersalah kepadamu, Bapamu di surga pun akan mengampuni kesalahanmu. Tetapi kalau kalian tidak mengampuni kesalahan orang lain, Bapamu di surga juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Matius 6:14-15, BIS)

Secara praktis, pengampunan adalah sikap yang harus kita terapkan terhadap saudara-saudara kita, bahwa kita harus mengasihi mereka sungguh-sungguh dan sempurna. Seperti kita, mereka dapat berpikir dan merasakan. Seperti kita, mereka adalah manusia dan bercacat. Seperti kita, mereka melakukan kesalahan. Kita semua adalah orang-orang berdosa yang tak berdaya di dunia. Pengampunan itu ibarat tanah yang di dalamnya kasih dapat bertumbuh.

Bangkitlah Melawan Kesombongan

Dalam banyak hal, kita dihalangi untuk mengampuni orang lain oleh kesombongan kita sendiri. Pikirkanlah orang-orang yang ada di dalam kehidupan Anda yang belum Anda ampuni, dan pikirkan mengapa Anda tidak mau melakukannya. Bagaimanakah mereka bersalah terhadap Anda? Apakah Anda melibatkan kesombongan? Anda tidak cukup hanya mengasihi orang-orang yang mengasihi Anda, mereka yang mendukung Anda untuk memperoleh pujian dan keberhasilan. Anda juga harus mengasihi orang-orang yang tidak mengasihi Anda.

"Tetapi kepada kalian yang mendengar Aku sekarang ini, Aku beri pesan ini: kasihilah musuh-musuhmu, dan berbuatlah baik kepada orang yang membencimu." (Lukas 6:27, BIS)

Hendaklah engkau mengasihi sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Inilah satu-satunya cara agar kasih dapat bertumbuh dan berkembang, dan kasih adalah kekuatan terbesar. Kasih melahirkan kasih, bahkan di tempat yang tidak memiliki kasih sekalipun. Ampunilah teman-teman Anda, ampunilah musuh-musuh Anda. Tepiskanlah kesombongan dan puji-pujian untuk diri sendiri yang menjauhkan Anda dari sahabat-sahabat Anda.

Kasih Yesus Kristus

Macam-macam pengampunan dan kasih yang sempurna disimpulkan dalam frasa "kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri" benar-benar sulit untuk dilakukan bahkan bagi orang yang paling baik. Kita tidak sempurna -- ini sudah jelas.

Namun demikian, dengan menerima Yesus Kristus, perwujudan dari semua kesempurnaan ini, ke dalam hati dan pikiran kita, kita dalam menjalani hidup yang lebih rela untuk mengampuni dan mengasihi. Kristus telah memberikan diri-Nya sendiri dengan cuma-cuma kepada orang-orang yang meminta kepada-Nya, memenuhi mereka dengan pengampunan, dan kasih yang tidak akan berakhir. (t/Setya)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Share Faith
Alamat URL : http://www.sharefaith.com/guide/christian-ministries/christlike-living-1.html
Judul asli artikel : Christian Counseling: Love and Forgiveness
Penulis : Bob Robertson
Tanggal akses : 5 Desember 2011