Bolehkah Wanita Memberi Konseling Kepada Pria?

Edisi C3I: Edisi 371 - Wanita Kristen sebagai Konselor

Tanya:
Bagaimana pandangan Alkitab tentang wanita yang memberi konseling kepada pria, dan dapatkah Anda memberi saya referensi pendukung dari Kitab Suci tentang hal ini? Saya tahu bahwa para tua-tua gereja dipanggil untuk berkhotbah dan mengajar, tetapi apakah dalam pengertian yang sama, konseling juga dianggap mengajar?

Jawab:
Ini adalah pertanyaan yang baik. Jawabannya tergantung banyak faktor. Sebagai contoh, bagaimana seseorang mendefinisikan konseling? Apakah mengajar? Apakah mengajarkan Alkitab dan teologi? Apakah itu konseling Kristen atau sekuler? Apakah itu berarti memberi nasihat dalam kelompok konseling? Apa masalahnya? Apa saja peraturan budaya lokal? Apa saja persyaratan hukumnya? Apakah itu melanggar perintah Alkitab? Apakah itu bertentangan dengan akal sehat? Apa aturan-aturan gereja Anda?

Dengan kata lain, semuanya itu tergantung. Karena itu, beginilah pendapat saya.

  1. Jika Anda memberi konseling kepada pria di gereja, tetapi hal itu bertentangan dengan harapan kepemimpinan, saya akan mengatakan untuk jangan membuat masalah.

  2. Apabila Anda melakukan praktik konseling di kantor Anda sendiri, di luar gereja, berdasarkan tata cara profesional, lanjutkanlah. Hal ini mengasumsikan bahwa Anda memiliki pelatihan profesional untuk menjadi seorang konselor.

  3. Saya tidak mengetahui ada perintah dalam Perjanjian Baru yang melarang wanita memberi konseling kepada pria. Paulus memperingatkan para wanita untuk tidak mengajarkan teologi dan Alkitab serta memegang otoritas di atas pria, dalam gereja (1 Timotius 2:11-12).

  4. Ada juga perintah spesifik untuk para tua-tua, wanita-wanita yang sudah dewasa untuk mendorong wanita-wanita muda bersikap baik dalam keluarga mereka (Titus 2:3-5). Bagi saya, kedengarannya seperti konseling, dan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh wanita yang dewasa secara rohani dan bijaksana. Dewasa tidak selalu berarti "tua", tetapi bijaksana dan cepat mengerti dalam hal relasi manusia. Sebagai akibatnya, wanita dapat dan harus memberi konseling.

  5. Akan tetapi, ada alasan-alasan masuk akal dengan dukungan ayat dalam Kitab Suci. Dalam tata cara konseling, terjadi pergantian emosional yang sangat dinamis dan akrab. Ini adalah kondisi yang nilainya sangat tinggi. Entah pria dan wanita, keduanya dapat menjadi sangat rentan. Penjagaan berkurang, dan informasi yang sangat pribadi diceritakan. Ada kekuatan yang sangat besar seperti "curhat" dan "curhat balik".

Kita bisa mudah, sangat mudah, untuk jatuh ke dalam pencobaan dan bahkan dalam urusan hati -- atau sebaliknya. Paulus memperingatkan kita untuk "menjauhkan diri dari percabulan", dan "menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan" (1 Korintus 6:18; 1 Tesalonika 5:22).

Bahkan, ada peraturan-peraturan di beberapa negara yang melarang seorang konselor dan konseli untuk berkencan sebelum dua tahun atau lebih berlalu, setelah proses konseling selesai. Bahkan, orang-orang non-Kristen menyadari bahaya ini. Banyak konselor dan pendeta kehilangan karier karena relasi yang tidak semestinya.

Sebaliknya, hal ini pun memunculkan pertanyaan apakah pria harus memberi konseling kepada wanita. Jika para pendeta (atau konselor profesional) melakukannya, mereka harus berhati-hati menjaga diri mereka sendiri, dan melakukan praktiknya dengan cara yang sangat profesional. Pencegahan yang mendasar adalah membiarkan pintu terbuka, dan memiliki sekretaris yang berada satu ruang. Banyak pendeta selalu menyertakan kehadiran istrinya selama konseling.

Masalah-masalah ini selalu muncul dalam kuliah psikologi yang saya ajar di kampus. Nasihat saya saat Anda memiliki masalah pernikahan adalah jangan membawa permasalahan Anda dan menemui orang yang berbeda jenis kelamin dengan Anda. Anda selalu dapat menemukan seseorang yang memiliki telinga yang mau mendengar, tetapi pembicaraan segera keluar dari batas/menyimpang, dan semakin banyak masalah yang muncul.

Jadi, pertanyaannya bukan siapa yang dapat mengumpulkan cukup banyak ayat Alkitab untuk membuktikan bahwa diri mereka sendiri yang benar dan orang lain salah. Allah memberi kita akal budi, dan itulah intinya. Niat dan motif yang baik terkadang dapat berubah menjadi buruk. Ini adalah penerapan prinsip Alkitab yang beragam.

Batasan lain yang saya buat adalah saya berbicara menurut pandangan Barat, cara pandang orang-orang Amerika. Budaya-budaya lain mungkin memiliki cara pandang yang berbeda dan kita harus selalu menghormati kebudayaan, selama hal itu tidak secara langsung bertentangan dengan firman Allah. Sebagai contoh, jika seorang wanita non-Kristen memberi konseling kepada pria, itu bisa membawa kepada kematiannya. Semoga menolong, Tuhan memberkati. (t/S. Setyawati)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Bible Teaching About.com
Alamat URL : http://www.bible-teaching-about.com/womencounseling.html
Judul asli artikel : Women counseling men?
Penulis : Dr. Newman
Tanggal akses : 12 Januari 2015