Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Komunikasi Suami Istri

Mengapa komunikasi suami istri itu penting? Bagaimana seharusnya suami istri membangun komunikasinya? Untuk mengetahui jawabannya, marilah kita menyimak uraian Dr. Paul Gunadi tentang Komunikasi Suami Isteri dalam tanya jawab berikut ini:

KOMUNIKASI SUAMI ISTERI

-------
 T: Kita memang menyadari bahwa salah satu bagian di dalam kehidupan
 suami istri atau hubungan pernikahan adalah komunikasi. Tetapi
 juga disadari bahwa itu bukan sesuatu hal yang mudah,
 seringkali terjadi benturan-benturan didalam kita berkomunikasi
 dengan pasangan kita. Nah pada kesempatan ini kita akan membahas
 bagaimana sebenarnya suami-istri itu harus membangun
 komunikasinya. Apa sebenarnya komunikasi itu?

 J: Sebetulnya satu prinsip komunikasi yang paling penting yaitu
 KEJELASAN. Jadi apakah saya berhasil berkomunikasi atau tidak,
 diukur dari apakah yang saya katakan didengar dan dipahami dengan
 jelas oleh lawan bicara saya. Meskipun saya ini pandai berorasi
 namun kalau yang ingin saya sampaikan tidak diterima persis sama
 dengan yang saya kehendaki maka saya telah gagal berkomunikasi.
 Nah ternyata hal komunikasi bukanlah hal yang mudah, apalagi
 kalau dikaitkan dalam konteks rumah tangga. Ternyata salah satu
 ciri keluarga yang bermasalah adalah rusaknya komunikasi di
 antara suami dan istri. Ada lagi yang malah lebih jauh yakni
 rusaknya komunikasi antara orangtua dan anak-anak mereka.

-------
 T: Apakah perlu seseorang itu mengkomunikasikan secara utuh apa yang
 ada di dalam hatinya? apakah perlu keterbukaan total?

 J: Saya kira tidak. Kita perlu bijaksana apa yang perlu kita
 sampaikan saat ini. Saya garis bawahi kata "saat ini" sebab tidak
 semua hal cocok disampaikan saat ini. Tidak semua hal, itu
 prinsip pertamanya. Prinsip kedua adalah kita tidak boleh
 berbohong untuk menutupi suatu hal yang memang telah terjadi.
 Jadi kita jangan menggunakan kebohongan untuk melindungi diri
 atau untuk menyelamatkan diri atau untuk memecahkan problem kita,
 jadi itu prinsip yang kedua. Nah, jadi yang saya maksud kalaupun
 kita tidak menceritakan, itu bukan berarti kita sedang mencoba
 menutupi suatu fakta dari pasangan kita atau sedang mencoba
 menyelamatkan diri atau kita berpikir dengan berbohong kita akan
 memecahkan problem ini. Itu tidak boleh, sebab memang Tuhan
 melarang kita untuk berbohong. Nah kita tidak menyampaikan yang
 kita alami atau rasakan atau pikirkan semuanya kepada pasangan
 kita saat ini artinya adalah kita selalu menimbang apakah memang
 inilah waktu yang cocok untuk membicarakan hal ini. Apakah memang
 dia siap mendengar yang ingin saya katakan, apakah ini hanya
 untuk memuaskan hasrat saya saja dan saya tidak peduli dampaknya
 pada pasangan saya. Jadi dalam komunikasi kita perlu
 mempertimbangkan semua faktor itu, sebab sekali lagi kita tidak
 hidup untuk diri kita. Tuhan pun meminta kita selalu menimbang
 orang lain pula.

-------
 T: Sebenarnya pokok-pokok pembicaraan apa yang bisa membangun
 kehidupan pernikahan kita? Apakah ada pokok-pokok pembicaraan
 yang memang perlu untuk dibicarakan oleh suami istri?

 J: Saya kira tidak ada hukumnya atau aturannya, berapa banyak atau
 hal-hal apa saja yang bisa dibicarakan, saya kira berapa dalam
 dan berapa luas percakapan itu akan dipengaruhi oleh berapa dekat
 hubungan kita. Kalau hubungan sangat akrab maka hal itu akan
 memperluas topik percakapan. Jadi apa saja bisa kita bicarakan.
 Pengalaman hidup bersama juga penting dalam pembicaraan kalau si
 istri terputus dari si suami dalam pengalaman hidupnya. Kadang
 suami bekerja dari pagi sampai malam sehingga jarang cerita
 tentang pekerjaannya dengan si istri. Nah karena si istri
 tidak membagi hidup dengan si suami dalam hal pekerjaan,
 akibatnya tidak bisa berbicara secara luas juga. Jadi berapa
 banyak yang bisa dibicarakan dan berapa dalamnya komunikasi
 tergantung pada dua hal itu, yaitu berapa dekatnya hubungan suami
 istri dan berapa seringnya mereka berbagi pengalaman hidup ini.

-------
 T: Apakah ada hal-hal lain yang bisa diupayakan oleh suami istri
 supaya komunikasi itu bertambah baik dari hari ke hari?

 J: Ada. Komunikasi juga sangat dipengaruhi oleh rasa percaya kita
 pada pasangan. Apakah kita percaya bahwa ketika pasangan kita
 berkata A memang A-lah yang ingin dia sampaikan? Kalau sudah ada
 kecurigaan "Engkau bicara A karena engkau ingin mendapatkan B,"
 nah itu berarti masalahnya bukan lagi di komunikasi, namun sudah
 menyangkut masalah kepercayaan dan ini adalah hal yang lebih
 serius. Berarti kita tidak lagi bisa percaya pada kemurnian,
 kejujuran atau motivasi pasangan kita. Kalau ini terjadi, memang
 kita harus kembali kepada hal-hal yang lebih mendasar. Apa yang
 telah terjadi dalam hubungan kita sehingga kita tidak lagi bisa
 percaya pada pasangan kita ini. Apakah kita pernah merasa
 tertipu? Adakalanya kita akhirnya sangat berhati-hati ketika
 pasangan kita berkata-kata karena kita takut terjebak, kita takut
 menceritakan kelemahan kita sebab kelemahan ini bisa dipegangnya
 untuk menyerang kita kembali. Jadi komunikasi sangat dipengaruhi
 oleh rasa percaya. Berbahagialah pernikahan yang memiliki rasa
 percaya yang kuat, kalau itu tidak ada, biasanya hal berikutnya
 yang akan rontok adalah komunikasi antara dua orang itu.

-------
 T: Jadi komunikasi memang sesuatu hal yang tidak mudah, tetapi saya
 rasa kita perlu terus-menerus belajar dalam hal berkomunikasi.
 Apakah ada bagian dalam Firman Tuhan yang ingin Bapak sampaikan?

 J: Saya akan ambil dari Efesus 4:15, "tetapi dengan teguh berpegang
 kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala
 hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala." Terjemahan bahasa
 Inggrisnya lebih bagus yaitu "Speak the Truth in love." Kita
 bertumbuh ke arah Kristus, tapi syaratnya adalah bicaralah hal
 yang benar di dalam Kristus dan dalam kasih.

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
TELAGA - Kaset T016A (e-Konsel Edisi 019)
Penerbit: 
--

Komentar