Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Duka Karena Kematian Orang yang Dikasihi
Edisi C3I: e-Konsel 036 - Konseling untuk Mereka yang Berkabung (1)
AYAT ALKITAB | |||
LATAR BELAKANG
Dukacita adalah derita emosional yang menusuk dalam disebabkan oleh
kematian orang yang dikasihi. Peristiwa kematian akan menyebabkan
orang mengalami kesedihan, penderitaan dan kepedihan. Meninggalnya
salah seorang yang dikasihi sungguh menyebabkan suasana sedih dan
sepi.
Masa sedemikian adalah masa sulit. Orang yang ditinggal sering
merasa bahwa pengalamannya unik, tak seorang pun menanggung
kehilangan seperti yang dideritanya. Berangsur-angsur melalui proses
waktu, biasanya orang akan pulih ke keadaan semula. Tetapi orang-
orang tertentu terus mengalami kedukaan berkepanjangan. Dalam arti
tertentu, tak seorang pun dapat bebas sempurna dari merasa
kehilangan kekasihnya.
Proses penyembuhan yang disebut di atas, biasanya sebagai berikut:
- Kejutan awal akibat kematian: dampak emosi yang dalam itu kadang-
kadang melumpuhkan seseorang. - Pelepasan emosi: masa menangis.
- Kesepian dan kemuraman: Perasaan kehilangan sering berkaitan
dengan derajat ketergantungannya pada orang yang meninggal. - Rasa bersalah: "Seharusnya aku bertindak lain," atau "Seharusnya
aku bertindak lebih ..." dan sebagainya. - Marah dan berontak: "Mengapa Allah bertindak seperti ini
terhadapku?" - Tahap kehilangan gairah: "Aku tak tahan," atau "Masa bodohlah."
- Berangsur-angsur kembali pada pengharapan: "Hidup harus berjalan
terus." "Aku akan sanggup menanggungnya." "Allah akan membantu
mengatasi semua ini." - Kembali pada kenyataan dan kewajaran: menerima fakta kehilangan
dan menyesuaikan diri dengannya.
Harus kita ingat, bahwa dukacita tidak dapat diramalkan dan tak pula
dapat diurut tahapannya. Kadang-kadang tahap-tahap duka muncul
bersama dan saling tumpang tindih. Ada kalanya orang yang berduka
merasa lepas sementara dari tahap sedih tertentu, untuk kemudian
kembali terulang.
Untuk membimbing orang yang berduka, diperlukan keikhlasan, kepekaan
dan kelembutan khusus, simpati dan empati. Kita perlu bergantung
pada pimpinan Roh Kudus. Terlalu gampang dan banyak bicara, atau
memberikan jawaban, adalah bertindak lancang. Ucapan-ucapan kita
harus tulus dan bermakna, peka dan tepat dengan situasi tersebut,
sebab hiburan sejati bagi orang yang berduka tergantung di mana
sesungguhnya dia berada dalam proses dukanya.
Jangan menganggap Anda memiliki jawaban untuk segala hal. Akui
bahwa Anda tidak mengerti mengapa atau bagaimana sampai Allah
melakukan itu.
Jangan ucapkan hal-hal klise dan basi tentang kematian dan
penderitaan.
Jangan katakan bahwa kalau yang berduka lebih rohani atau lebih
akrab dengan Allah, kedukaannya akan lebih ringan.
Ingat bahwa kesempatan yang singkat untuk melayani tidak akan
memadai untuk menolong yang berduka. Namun kita layani semampu kita,
membagikan Yesus Kristus dan berita Firman Tuhan, sambil percaya
bahwa Allah akan melakukan bagian-Nya.
Jangan memompakan padanya usaha untuk membuatnya riang dan senang.
STRATEGI BIMBINGAN
- Nyatakan kepadanya bahwa Anda memperhatikan dia dan ingin
menolong. Silakan dia menceritakan kematian orang yang
dikasihinya dan bagaimana perasaannya. Jadilah pendengar yang
sabar. Ini membantu dia mengalirkan perasaan-perasaan dukanya.
pengalaman lazim manusia yang kita semua harus melaluinya. Ada
yang mengatakan bahwa duka adalah "karunia Allah". Ia dapat
menjadi jalan bagi Allah untuk membantu kita bereaksi terhadap
kejutan dahsyat yang disebabkan oleh kematian dan akibat-akibat
emosional yang mengikutinya. Yesus berkata: "Berbahagialah mereka
yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." (Matius 5:4).
"Yesus sendiri menangis di depan kubur Lazarus." (Yohanes 11:35).
bersalah, marah, bingung atau muram, adalah baik. Perasaan
tersebut tidak boleh ditekan olehnya atau ditolak oleh
pembimbing. Dorong dia untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya.
proses berduka dan bahwa penerimaan serta penyembuhan akan
datang, walaupun mungkin perlahan-lahan. Allah ingin memikul
kepedihan dan kedukaan kita serta menghibur, memberi harapan dan
kekuatan. Pada saat sedemikian, hidup akan terasa tak berarti,
tetapi ingat -- Kristus tak berubah, Batu Karang yang teguh,
dasar yang di atas-Nya kita dapat membangun ulang hidup kita.
Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Jika belum, jelaskan "Damai
dengan Allah".
[[Red: "Damai dengan Allah" -- Traktat untuk menolong/menuntun
orang non Kristen agar dapat menerima Kristus (dari LPMI/PPA);
atau dalam Buku Pegangan Pelayanan ini, halaman 5; atau dalam
CD-SABDA: Topik 17750.]]
kehidupan. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus telah
mengalahkan dosa dan maut, sehingga beriman kepada-Nya kini,
berarti: kita "tidak akan mati selama-lamanya" (Yoh 11:25-26);
"kita memiliki hidup kekal" (Yohanes 3:16); "kita punya tempat
terjamin di surga" (Yohanes 14:1-6), "kita akan menerima tubuh
kebangkitan" (1Korintus 15:51,52). Juga, "jikalau kita percaya,
bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa
mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan bersama-
sama dengan Dia." (1Tesalonika 4:14); jadi akan terjadi pertemuan
kembali penuh kemuliaan kelak, antara kita dan semua mereka yang
kita kasihi dan yang ada di dalam Tuhan!
Nasihatkan orang tersebut untuk mulai membaca dan mempelajari
Alkitab. Alkitab adalah sumber kekuatan dan penghiburan.
persiapan untuk kesukaan besar surgawi (Markus 8:36). Karena itu,
Dia mengizinkan ujian, penderitaan dan kematian orang yang kita
kasihi, dalam hidup kita, agar kita menyadari betapa kita perlu
percaya pada-Nya. "Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah
dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan
menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada
Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2Korintus 1:9).
kematian orang yang dikasihinya (biasa terjadi pada kasus bunuh
diri), nasihatkan dia untuk tidak mengecam diri berlebihan. Dia
tidak perlu memikul rasa bersalah atas sesuatu yang tidak benar-
benar dilakukannya. Semuanya sudah lewat, dan dia harus belajar
menyerahkan semua penyesalannya kepada Tuhan. Jika ada sesuatu
yang ingin diakuinya kepada Tuhan, lakukanlah, tetapi terimalah
keampunan-Nya dalam terang (1Yohanes 1:9).
dan gelap tentang apa yang harus dilakukannya kelak, anjurkan dia
untuk menceritakan itu pada keluarganya dan mempercayai mereka
untuk memberi dukungan emosional dan kekuatan. Gereja dapat
mengisi kekosongan yang tersisa. Dia harus terlibat dalam
persekutuan gereja. Pendeta dapat memberikan dukungan emosional.
Jika dia belum menjadi anggota, dia harus melibatkan diri dalam
suatu gereja yang mementingkan Alkitab. Belajar menerima kehendak
Allah atas apa yang telah terjadi, memiliki hati yang bersyukur
atas apa yang telah dialami bersama dengan orang yang dikasihi
dan atas janji Tuhan tentang hal-hal yang akan dialami kelak,
serta mengulurkan tangan kasih Kristen menolong mereka yang
sedang pedih, akan menjadi cara kesembuhan dan faktor penting
untuk belajar kembali menjalani hidup.
bersamanya.
Menurut Billy Graham:
Keyakinan kita akan masa depan berdasar teguh pada kenyataan yang
Allah telah buat bagi kita dalam Kristus. Karena Kristus hidup, kita
tak perlu muram, bagaimana pun situasi kita. "Jika kita telah mati
dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang
kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:8,23).